• Webmail@ugm
  • Webmail@te
  • Webmail@jteti.gadjahmada.edu
  •  Indonesia
    • English
  Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada  

  • Halaman Depan
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Pengelola
    • Tenaga Pendidik
  • Program Studi
    • Program Sarjana
    • Program Pascasarjana
  • Penelitian
    • Grup Penelitian
    • Laboratorium
  • Evaluasi Diri
  • Fasilitas
    • Perpustakaan
    • Arsip Universitas
    • Sumber Daya dan Sistem Informasi
    • Layanan Kesehatan
  • Alumni

Pengukuhan Prof. Dr. Ir. Tarcicius Haryono, M.Sc sebagai Guru Besar Ilmu Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

  • 2013-09-18

Indonesia terletak di daerah tropis dan dikelilingi oleh lautan. Oleh karenanya, Indonesia termasuk negara yang memiliki kepadatan sambaran petir yang tinggi. Karena berada di daerah tropis, Indonesia termasuk salah satu diantara tiga "daerah petir" yang terbesar selain Afrika Tengah dan lembah sungai Arizona.

"Namun, hingga saat ini belum banyak dilakukan penelitian petir secara luas dan mendalam di daerah tropis, padahal frekuensi petir di Indonesia sangat tinggi", kata Prof. Dr. Ir. Tarcicius Haryono, M.Sc di ruang Balai Senat UGM, Kamis (29/8) saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Tingginya frekuensi petir, kata Haryono, dapat dilihat dari hari guruh per tahun yang dicatat di stasiun-stasiun meteorologi. Ada stasiun mencatat 30 hari guruh per tahun dan ada pula yang mencatat hingga 200 hari guruh per tahun. Sehingga berbicara tentang kepadatan petir, kepadatan petir di Indonesia jauh lebih besar dibanding dengan kepadatan petir di Eropa dan di Jepang.

"Kepadatan petir di Indonesia bervariasi antara 5 sampai dengan 15 sambaran petir per kilometer persegi per tahun, sedang di eropa dan jepang hanya berkisar antara 1 sampai dengan 3 petir per kilometer persegi per tahun", katanya.

Berada di daerah ekuatorial yang menerima insolasi dalam jumlah besar dengan hampir 70 persen wilayah merupakan perairan, Indonesia memiliki penguapan atau jumlah uap air yang besar. Dari tiga wilayah ekuator, seperti ekuator Afrika, ekuator Indonesia dan ekuator Amerika, maka Indonesia merupakan daerah konvektif paling aktif, sehingga tiga persyaratan terbentuknya awan petir mudah terpenuhi.

"Udara lembab dalam lapisan tebal 3 km, adanya insolasi yang memanasi permukaan tanah dan udara di atasnya serta atmosfer yang tidak stabil secara konvektif atau ada gaya apung termal bernilai positif adalah syarat yang bisa terpenuhi. sehingga tidak mengherankan jika jumlah hari guruh di Indonesia bisa mencapai 100 atau lebih per tahunnya", jelas suami Dra. Christina Sri Iswari Gunartiningsih.

Menyampaikan pidato pengukuhan Alat Perlindungan Peralatan Lisrik dan Bangunan Terhadap Sambaran Petir, Haryono mengakui petir dapat menimbulkan bencana langsung atau tidak langsung. Bencana-bencana tersebut dapat berupa cedera atau meninggalnya manusia secara mengerikan, hancurnya bangunan ataupun gangguan sistem tenaga listrik. Bisa pula menimbulkan kerusakan perangkat alat-alat elektronika, bagian pesawat terbang, terbakarnya tangki-tangki gas atau minyak, terbakarnya hutan dan lain-lain.

Untuk itu, katanya, perlu peralatan arester sebagai pelindung peralatan dari kerusakan karena petir. Perlindungan peralatan listrik terhadap tegangan karena sambaran petir, ini diberikan arester yang memiliki dua ujung terminal dan dipasang dengan alat yang dilindunginya. Dewasa ini, ada dua jenis arester yang digunakan di sistem tenaga listrik, yaitu arester SiC (silicon carbide) dan srester ZnO (seng oksida).

"Saat ini penggunaan arester ZnO berkembang semakin pesat dan meluas. Karena watak perlindungan terhadap bahaya kerusakan karena sambaran petir lebih baik dibanding perlindungan yang dijalankan oleh arester SiC", tandas dosen Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM.

Rilis Berita

  • Penandatangan Memorandum of Agreement (MOA) antara Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dengan PT Pasifik Satelit Nusantara 2013-09-18
  • Kerjasama Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM dengan nuvoTon Academic Progam 2013-09-18
  • SOCA (Smart sOrter Camera Appliances) – Alat Sortir Buah Otomatis 2013-09-18
  • JTETI UGM Raih Juara Cisco Netriders Indonesia 2013 2013-09-18
  • Mahasiswa JTETI UGM Ambil Bagian Dalam Kizuna Project 2013-09-18
  • Mahasiswa UGM Ikuti Program JENESYS 2.0 ASEAN Economic Community 2013 di Jepang 2013-09-18
  • Penyerahan hadiah Windows 8 Competition 2013-09-17
  • Windows 8 DevCamp 2013 2013-09-17
  • UGM Raih Juara 2 KOMURINDO 2013 Kategori Muatan Roket 2013-09-17
  • ENTREPRENEUR DAY “STRUGGLE, TAKE A RISK, AND LET IT BE” 2013-06-19

Agenda

  • 05 Sep Webinar KATETIGAMA #2 Smart Technology untuk Kehidupan yang Lebih Baik
  • 23 Jun Pascasarjana DTETI FT UGM
  • 30 Sep Informasi Seputar Program Double Degree Tanggal 19 November 2019
  • 31 Jan Research Sharing on Artificial Intelligence
Universitas Gadjah Mada
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Jl. Grafika No 2 Kampus UGM Yogyakarta, 55281
E: teti@ugm.ac.id
P: +62(274)552305/547506
------------------------------------------------------------- Website Visitor Counter Of Oct 2018 :

Program Studi

  • Prodi Sarjana Teknik Elektro
  • Prodi Sarjana Teknologi Informasi
  • Prodi Magister Teknik Elektro
  • Prodi Magister Teknologi Informasi
  • Prodi Doktor Teknik Elektro

Akademi dan Training

  • Cisco Networking Academy
  • Microsoft Inovation Center
  • Schneider Training Center

Publikasi Ilmiah

  • JNTETI (Jurnal Nasional)
  • IJITEE (Junal International)
  • CITEE (Seminar Nasional)
  • ICITEE (Seminar International)
  • Jurnal UGM

Supporting Unit

  • LPPM
  • PPB
  • Library
  • SDM UGM
  • DPP
  • DSSDI