Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada pada awal tahun ajaran baru Genap 2017/2018 ini kembali mengadakan kuliah Kapita Selekta. Kapita Selekta merupakan mata kuliah yang bertujuan untuk mengembangkan wawasan mahasiswa di luar bidang keteknikan. Topik yang dibawakan dalam mata kuliah tersebut lebih mengarah kepada pengetahuan umum seperti HAKI, Etika dan Integritas, Wawasan Aspek Hukum dalam Bisnis, dll dengan menghadirkan pemateri dari tokoh-tokoh yang sudah expert di bidangnya. Kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa semester 6 ini pada sesi pertama dilaksanakan pada Jum’at (09/02/18) di ruang E6 DTETI dengan menghadirkan pemateri Dekan Fakultas Teknik Bapak Prof. Ir. Nizam, M.Sc. dengan mengusung tema Engineering and Being Professional Engineer. Dalam kesempatan tersebut Prof. Nizam menjelaskan mengenai kondisi angkatan kerja yang ada di Indonesia dan di beberapa Negara maju dan berkembang lainnya saat ini dimana hal tersebut akan mempengaruhi apakah Negara tersebut akan memperoleh bonus atau disaster dari demographic dividend yang ada. Beliau memberikan gambaran secara nyata kepada mahasiswa mengenai tantangan akan peningkatan kebutuhan angkatan kerja yang siap untuk menghadapi proses perubahan yang cepat. Sebagai seorang engineer mahasiswa harus menguasai tidak hanya hard skill tetapi juga memiliki critical thinking, creativity, communication skill, dan collaboration skill. Lima hal tersebut merupakan kunci untuk dapat terus melakukan learning dan inovasi karena akan terus timbul dan tidak akan lapuk oleh waktu. “Mahasiswa harus menjadi profesional, produktif, dan memiliki jiwa kebangsaan yang besar”, ungkap Prof. Nizam.
Kapita Selekta selanjutnya di minggu kedua tepatnya pada Jum’at (23/02/18) mengupas tentang bidang keilmuan lainnya di luar keteknikan yaitu kali ini mengangkat tema yang berkaitan dengan makhluk hidup dan lingkungan di sekitar kita yaitu The Eco-Warriors : Deforestation and Orangutan Conservation. Pembicara yang dihadirkan adalah Bapak Hardi Baktiantoro yang saat ini berprofesi sebagai founder/principal at Centre for Orangutan Protection (COP). Keilmuan mengenai topik yang diangkat merupakan hal yang penting walaupun hal tersebut sekilas tidak berkaitan dengan ilmu keteknikan namun perlu diingat bahwa apa yang dilakukan dalam sebuah ilmu keteknikan atau manufaktur tentu juga akan berpengaruh terhadap lingkungan dan juga fauna yang hidup di dalamnya. Orangutan merupakan salah satu fauna yang dilindungi dan harus dijaga kelestariannya karena sudah banyak oknum yang berbuat tidak semestinya membuat fauna tersebut kehilangan habitatnya. Pada kesempatan tersebut Bapak Hardi menceritakan mengenai COP dan tujuan pendiriannya. Beliau juga mengajak mahasiswa untuk mulai peduli terhadap kehidupan orangutan sebagai satwa yang dilindungi. Beliau menjelaskan kepada mahasiswa akan kaitan keilmuan di kuliah dengan kelangsungan hidup orangutan adalah mahasiwa bisa terlibat aktif dalam mendukung program orangutan conservation. “Mahasiswa bisa membuat sebuah program aplikasi yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam akses penyebaran populasi orangutan”, ungkap Bapak Hardi. Hal tersebut tentunya menjadi peluang tersendiri untuk mahasiswa bisa menerapkan keilmuannya di bidang konservasi orangutan. Banyak mahasiswa menunjukkan ketertarikannya untuk bisa mulai mendukung program orangutan conservation karena bagi mahasiswa hal tersebut adalah keilmuan baru yang menarik dan bermanfaat bagi lingkungan. (efr)