Kuliah Kapita Selekta yang merupakan kuliah wajib bagi mahasiswa Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM bertema "Kebijakan Publik" digelar di Ruang E6 Gedung DTETI FT UGM lantai 3, Jum’at (5/5/2017) jam 08.00 s.d 11.00 wib. Kuliah Kapita Selekta pada kesempatan ini menghadirkan Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si. yang merupakan Dekan FISIPOL Universitas Gadjah Mada.
Secara umum kebijakan publik dimengerti sebagai bagian upaya atau tindakan pemerintah berupa pengaturan/keputusan yang dibuat dalam rangka menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahannya. Dalam tataran praktik, kebijakan publik adalah hasil dari proses politik yang dijalankan dalam suatu sistem pemerintahan negara yang berisikan langkah-langkah pemerintah dalam menyelenggarakan negara yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah atau birokrasi.
Apa pentingnya membicarakan kebijakan publik? Menurut Pak Erwan dunia ini didominasi oleh 3 golongan, yaitu (1) orang-orang pandai, (2) orang yang memiliki uang, dan (3) orang yang memiliki kekuasaan. Jika ingin memiliki “kekuasaan” secara sosial politik maka ketiganya memiliki hubungan/keterkaitan yang sangat erat, karena jika hanya dominan di salah satu bidang saja maka dapat dipastikan seseorang, atau sekelompok orang tidak akan mampu meraih dan bahkan mempertahankan kekuasaannya.
Setelah berkuasa, lalu apa yang akan dilakukan oleh sesorang atau sekelompok orang tesebut? Tentu saja sesuai dengan konstitusi bahwa kekuasaan yang dimandatkan kepada seseorang atau sekelompok orang adalah harus berujung kepada kesejahteraan rakyat. Sehingga tidak mengherankan apabila dalam kekuasaannya, pihak yang berkuasa selalu mengatasnamakan kebijakan publik adalah untuk kepentingan rakyat, tetapi di satu sisi sesungguhnya banyak kebijakan-kebijakan tersebut yang justru menguntungkan pihaknya.
Lebih jauh Pak Erwan menjelaskan bahwa kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai otoritas yang pembuat kebijakan untuk mencapai kemaslahatan di tingkat masyarakat di mana dalam penyusunannya dilaksanakan melalui berbagai macam tahapan. Sebuah kebijakan yang diambil oleh pemerintah bukan secara serta merta diagendakan menjadi sebuah kebijakan publik. Ada tahapan di mana sebuah masalah pada akhirnya diagendakan oleh pemerintah untuk diambil kebijakannya.
Lalu apa saja yang termasuk dalam kategori persoalan publik? yaitu persoalan-persoalan yang mana masalah tersebut dirasakan semua orang, tidak dapat diselesaikan oleh individu, muncul karena mekanisme pasar tidak bekerja, muncul karena adanya aksi kolektif, masalah tersebut didanai anggaran publik, dan dilaksanakan oleh lembaga negara.
Bagaimana upaya penyelesaian masalah publik tersebut? Ada beberapa mekanisme yang dapat ditempuh oleh masyarakat, yaitu menyelesaikan secara langsung melalui rembug warga yang dilaksanakan secara intensif. Namun hal tersebut menjadi sangat tidak efektif ketika jumlah warga yang harus berembug jumlahnya sangat besar, disinilah kemudian peranan demokrasi perwakilan berjalan. Ketika demokrasi perwakilan berjalan di dalamnnya akan ada semacam polarisasi kepentingan dari pihak-pihak yang diwakili, lebih jauh hal tersebut yang disebut sebagai ideologi kelompok. Partai politik adalah pengejawantahan dari sistem demokrasi perwakilan.
Selanjutnya Pak Erwan memberikan gambaran mengenai bagaimana sistem demokrasi yang berjalan di berbagai belahan dunia kepada para mahasiswa, hal tersebut sebagai upaya untuk memberikan gambaran mengenai posisi Indonesia saat ini. Pemahaman mengenai positioning Indonesia menjadi sangat penting diketahui oleh mahasiswa sebagai bekal untuk “memikirkan” Indonesia. Masuk kepada materi ini pembicara sudah mulai mempovokasi pemikiran mahasiswa, khususnya kesadaran mengenai hal-hal yang bersinggungan dengan sikap politik mahasiswa. Mahasiswa pun menyambut “provokasi” tersebut dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada pembicara, yang isinya tidak jauh dari bagaimana seharusnya posisi mereka sebagai mahasiswa harus bersikap dengan kondisi Indonesia seperti saat ini.
Sebagai penutup pembicara menekankan bahwa materi yang diberikan memang bukan ilmu yang sifatnya praktis dan bisa diaplikasikan dalam waktu dekat, melainkan sebagai upaya penyadaran kolektif terhadap berbagai persoalan bangsa. Entah siapa salah satu atau beberapa dari mahasiswa yang duduk dalam kuliah Kapita Selekta ini yang akan menduduki posisi penting di pemerintahan yang bertanggung jawab mengentaskan berbagai persoalan bangsa.
(abw/ans/sdh)